KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ketahanan
nasional. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses
penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Pengertian
Konsepsi Ketahanan Nasional
Konsepsi ketahanan nasional
Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan yang selaras, serasi dan seimbang dalam seluruh
aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila,
UUD ’45 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi ketahanan nasional
Indonesia merupakan sarana untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan.
B.
Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Ideologi
Ideologi
adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikan motivasi.
Ideologi juga mengandung suatu konsep dasar tentang kehidupan yang diciptakan
oleh suatu bangsa. Keampuhan suatu ideologi tergantung pada rangkaian nilai
yang dikandungnya, yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi dan
kehidupan manusia.
1.
Ideologi Liberalisme
Aliran
pikiran perseorangan atau individualistik. Liberalisme bertitik tolak dari hak
asasi manusia yang melekat sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh
siapapun termasuk penguasa, kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham
liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar kebebasan dan kepentingan pribadi yang
menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan
hidup di tengah-tengah kekayaan materi yang melimpah serta didapat secara
bebas.
1.
Ideologi Komunisme
Aliran
ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas
kelas lain. Golongan kuat menindas golongan lemah. Karena itu Karl Marx
menyerukan agar kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan
dari golongan kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur
negara. Ideologi ini memiliki beberapa ciri yaitu :
1)
Menciptakan konflik untuk mengadu golongan tertentu dan menghalalkan segala
cara dalam meraih tujuan.
2)
Bersifat atheis dan didasarkan pada kebendaan. Bahkan agama dianggap sebagai
racun.
3)
Bercorak internasional. Komunisme menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme.
4)
Mencita-citakan masyarakat tanpa kelas. Masyarakat tanpa kelas dianggap
memberikan suasana hidup yang aman dan tenteram.
1.
Paham Agama
Ideologi
bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam kitab suci agama. Negara
membina kehidupan keagamaan umat. Negara bersifat spiritual religius. Dalam
bentuk lain negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupannya.
1.
Ideologi Pancasila
Pancasila
merupakan tatanan nilai yang digali dari nilai-nilai dasar budaya bangsa
Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh berkembang di Indonesia.
Upaya
memperkuat ketahanan ideologi memerlukan langkah pembinaan berikut :
a)
Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan serta
ditingkatkan.
b)
Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlevansikan dan
diaktualisasikan agar mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c)
Istilah Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara perlu dikembangkan dan
ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan
dan kesatuan bangasa.
d)
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa perlu dihayati dan diamalkan secara
nyata oleh setiap warga negara Indonesia.
e)
Pembangunan harus menunjukkan keseimbangan antara fisik material dan mental
spiritual untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme.
f)
Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikannya kedalam mata pelajaran lain. Pendidikan moral Pancasila
juga perlu ditanamkan kepada masyarakat luas secara non formal.
C.
Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Politik
Ketahanan
pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa
yang berisi keuletan, ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan,
ancaman, hambatan serta gangguan yang datang dari dalam maupun luar.
Perwujudan
ketahanan dalam aspek politik memerlukan kehodupan politik bangsa yang sehat,
dinamis dan mampu memelihara stabilitas politik.
1.
Ketahanan Pada Aspek Politik Dalam Negeri
1)
Sistem pemerintahan berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang
bersifat absolut.
2)
Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun bukan
perbedaan mengenai nilai dasar.
3)
Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam
masyarakat.
4)
Terjalin komunikasi politik timbak balik antara pemerintah dan masyarakat dalam
rangka mencapai tujuan nasional.
1.
Ketahanan Pada Aspek Politik Luar Negeri
1)
Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama internasional di
berbagai bidang dalam rangka memantapkan persatuan bangsa serta keutuhan NKRI.
2)
Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka
meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang serta antara
negara berkembang dengan negara maju sesuai kemampuan demi kepentingan
nasional.
3)
Citra positif Indonesia perlu ditingkatkan dan diperluas melalui promosi,
peningkatan diplomasi, pertukaran pelajar dan lain sebagainya.
4)
Perkembangan dunia terus diikuti dan dikaji agar terjadinya dampak negatif yang
dapat mempengaruhi stabilitas nasional dapat diatasi sedari dini.
5)
Langkah bersama negara berkembang dengan negara industri maju untuk memperkecil
ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan perlu ditingkatkan melalui perjanjian
perdagangan internasional.
6)
Peningkatan kualitas SDM perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem
pendidikan, pelatihan dan penyuluhan calon diplomat secara menyeluruh agar
mereka dapat menjawab tantangan tugas yang mereka hadapi.
7)
Perjuangan bangsa Indonesia yang menyangkut kepentingan nasional, seperti
melindungi hak warga negara Republijk Indonesia diluar negeri perlu
ditingkatkan.
D.
Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Ekonomi
Wujud
ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang
mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis, menciptakan
kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi dan mewujudkan
kemakmuran rakyat yang adil dan merata.
Pencapaian
tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan pembinaan berbagai hal
yaitu antara lain :
1)
sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemaknmuran dan
kesejahtaeraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
2)
ekonomi kerakyatan harus menghindarkan sistem free fight liberalism, etatisme
dan monopolistis.
3)
struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam
keterpaduan antar sektor pertanian, industri serta jasa.
4)
pembangunan ekonomi memotivasi serta mendorong peran serta masyarakat secara
aktif.
5)
pemerataan pembangunan dan pemanfaataan hasil-hasilnya senantiasa memperhatikan
keseimbangan antar sektor dan antar wilayah.
E.
Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Sosial Budaya
Wujud
ketahanan sosial budaya tercermin dalam kehidupan sosial budaya bangsa yang
mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Masyarakat yang rukun bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan
sejahtera. Masyarakat tersebut haruslah mampu menangkal penetrasi terhadap
budaya asing yang tidak sesuai kebudayaan nasional
Esensi
pengaturan dan penyelenggaraaan kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia yang
demikian adalah pengembangan kondisi sosial budaya Indonesia dimana setiap
warga masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan segenap potensi manusiawinya
berdasarkan Pancasila.
F.
Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Pertahanan dan Keamananan
Ketahanan
pertahanan dan keamanan yang diharapkan merupakan kondisi daya tangkal yang
dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat dan mengandung kemampuan
memelihara stabillitas pertahanan dan keamanan negara.
Untuk
mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu
:
1)
memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang
disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi tantangan.
2)
sadar dan peduli akan pengaruh yang timbul pada aspek ipoleksosbudhankam
sehingga setiap warga negara dapat mengeliminir pengaruh buruk pada aspek-aspek
tersebut.
Apabila
setiap warga negara memiliki semangat perjuangan bangsa, sadar serta perduli
terhadap pengaruh yang timbul dan dapat mengeliminir pengaruh tersebut, maka
ketahanan nasional Indonesia akan terwujud
Keberhasilan
Ketahanan Nasional Indonesia
Kondisi
kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional yang mencangkup
aspek ideology, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan,
sehingga ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dalam wadah NKRI yang
dilandasi oleh landasan idiil pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan
landasan visional Wawasan nasional. Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan
nasional diperlukan kesadaran setiap warga negara Indonesia, yaitu :
1.
Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang
berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung
kemampuan memgembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala
ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2.
Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideology,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, sehingga setiap warga
negara Indonesia baik secara individu maupun kelompok dapat mengeliminir
pengaruh tersebut.
Apabila
warga negara Indonesia memiliki semangat perjuangan bangsa dan sadar serta
peduli terhadap pengaruh yang timbul dalam bermasyarakat ,berbangasa, bernegara
serta dapat mengelimir pengaruh-pengaruh tersebut, maka akan tercemin
keberhasilan ketahanan nasional Indonesia.
D.
Implementasi Pancasila sebagai Benteng ketahanan Nasional.
Indonesia
merupakan negara kepaulauan dengan berbagai karakteristik masyarakat dan
kebudayaan yang berbeda-beda. Keberagaman tersebut pada hakekatnya secara
jelasa diakuidan dijadiakan sebagai suatu titik tolak dalam khasanah budaya
bangsa. Hal ini tentunya tercermin pada semboyan bangsa Indonesia yaitu
“Bhinneka Tunggal Ika”. Dari sini jelas bawha keberagaman yang dimiliki
Indonesia bukanlah sebagai ancaman terhadap perpecahan karena perbedaan
melainkan dijadikan sebagai modal awal dalam perwujudan sesuai cita-cita
nasional.
Bangsa
yang besar adalah bangsa yang benar-benar memiliki sebuah komitmen nasional dalam
mengembangkan kekuatan, ketangguhan nasional untuk menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara demi mencapai tujuan dan cita-cita nasional. Penting kiranya
bengsa Indonesia memiliki ketahanan nasional yang kokoh secara dinamis, serasi,
dan seimbang dalam berbagai aspek kehidupan nasional. Implementasi ketahanan
nasional suatu bangsa pada umumnya mencakup sistem tata nilai yang sesuai
dengan kondisi sosial-geografis serta budaya bangsa Indonesia.
Sistem
parangkat nilai yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan suatu idea atau
landasan dalam implementasinya terhadap ketahanan nasional bangsa yaitu
Pancasila. Pancasila memiliki sistem tata nilai yang di dalamnya mengakui
pluralitas berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat Indonesia. Pluralitas
bangsa Indonesia dengan berbagai karakteristiknya tersebut pada hakekatnya
bukan menjadi hambatan dalam pencapaian tujuan nasional karena walaupun berbeda
dalam keberagaman namun tetap satu tujuan dan satu cita-cita bersama sebagai
bangsa Indonesia.
Dalam
perkembangan globalisasi, bangsa Indonesia tentunya selalu berkomitmen dalam
memajukan dari berbagai aspek kehidupan. Pancasila dalam aplikasinya terhadap
tantangan globalisasi membiarkan masa depan tersebut terbuka lebar untuk
dibangun oleh masayrakat Indonesia secara bersama-sama sesuai dengan cita-cita
dan tujuan nasioanal. Kaitan Pancasila dengan ketahanan nasional dalam hal ini
adalah kaitan yang mengakui secara substansial antara idea yang mengakui
pluralitas yang membutuhkan kebersaman dan realitas terintegrasinya pluralitas
tersebut. Atau dengan kata lain adalah terintegrasi jiwa-jiwa Pancasila dalam
kehidupan nasional dalam suatu bangsa dari semua aspek kehidupan.
Dalam
menjawab tantangan globalisasi, ketahan nasioanal penting sekali diperlukan
guna tercapainya cita-cita nasional. Pengaruh nagetif yang muncul sebagai
dampak dari globalisasi jika kita tidak memiliki suatu ketahanan nasional yang
kokoh maka akan mengakibatkan pudar bahkan hilangnya sistem tata nilai bangsa
Indoensia. Oleh karena itu, Pancasila dengan sistem nilainya secara kokoh dapat
dijadikan sebagai benteng ataupun filter dalam mewujudkan ketahanan nasional
yang kuat. Dengan sistem tata nilai dalam Pancasila, maka arus globalisasi yang
tidak sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia dapat segera diantisipasi agar
pembanguna nasional dapat tercapai secara optimal. Selain itu, hal terpenting
dalam ketahanan nasional adalah diperlukan upaya secara optimal dalam berbagai
aspek kehidupan baik berupa kajian substantif maupun implementatif agar
Pancasila dapat secara kokoh menjadi jiwa bangsa Indonesia dan semakin bermakna
demi terwujudnya ketahanan nasional bangsa Indoensia.
E.
Penghambat Implementasi Pancasila dalam Berbagai Aspek Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
Dalam
seluruh proses perkembangan yang terjadi hingga sekarang, setidaknya ada empat
faktor yang menyebabkan Pancasila sulit diimplementasikan dan menjadi makin
marjinal.
Pertama,
Pancasila telanjur tercemar karena kebijakan rezim Orde Baru yang menjadikan
Pancasila sebagai alat politik untuk mempertahankan status quo kekuasaannya.
Orde Baru memberi makna sendiri atas Pancasila dan mengindoktrinasikannya
secara paksa melalui Penataran P4. Di luar itu dianggap anti-Pancasila.
Kedua,
liberalisasi politik yang berujung pada penghapusan ketentuan Pancasila sebagai
satu-satunya asas tiap organisasi pada masa Presiden BJ Habiebie. Ini kemudian
memberi peluang adopsi nilai-nilai ideologi lain, khususnya yang berlatar
agama, yang tentu sangat fragmentaris di atas realitas pluralitas masyarakat
Indonesia. Pancasila pun kehilangan peran sebagai common-platform dalam
kehidupan politik.
Ketiga,
desentralisasi dan otonomisasi daerah sedikit banyak mendorong penguatan
sentimen kedaerahan, yang dapat tumpang-tindih dengan nasionalisme kesukuan.
Proses ini, langsung atau tidak, bisa menyebabkan Pancasila kehilangan posisi
sentralnya.
Keempat,
inkonsistensi yang sangat dalam dan luas pejabat-pejabat publik dalam
implementasi nilai-nilai Pancasila, tercermin dalam kebijakan-kebijakan publik
yang kurang memihak rakyat, atau dalam perilaku mereka yang justru menegaskan
nilai-nilai Pancasila. Masyarakat kehilangan panutan, kehilangan kepercayaan,
dan akhirnya antipati terhadap Pancasila.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Didalam
berbagai kegiatan yang kita lakukan dalam suatau negara, kita hendaklah harus
menaaati peraturan suatu negara tersebut. Didalam pancasila terdapat
nilai-nilai yang dimana kita sebagai warga negara Indonesia harus mengacu pada
nilai tersebut, Sila pertama, ''Ketuhanan Yang Maha Esa,'' memberi landasan
kuat bagi kehidupan beragama secara tulus dan otentik. Sila kedua,
''Kemanusiaan yang adil dan beradab,'' ditafsirkan bahwa bangsa ini wajib
menegakkan keadilan dan keadaban dalam berperilaku, baik perorangan maupun
dalam kehidupan kolektif dalam politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Kemudian,
sila ketiga berupa ''Persatuan Indonesia,'' bukan ''Kesatuan Indonesia,''
membimbing bangsa ini dalam kebhinnekaan (pluralisme) yang kaya dalam mosaik
budaya yang beragam. Sila keempat, ''Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan'', memerintahkan bahwa demokrasi
harus ditegakkan secara bijak melalui musyawarah yang betanggung jawab dan
dengan lapang dada. Terakhir, sila kelima, ''Keadilan sosial bagi rakyat Indonesia,''
Mendasarkan
diri pada pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila, kita prihatin ketika
misalnya pejabat-pejabat publik di beberapa daerah merumuskan kebijakan yang
mengacu pada norma-norma agama tertentu, yang terjalin dengan sentimen
kedaerahan dan kesukuan. Dari kacamata semangat Pancasila, produk kebijakan
seperti itu setidak-tidaknya inkonsisten dalam dua hal.
Pertama,
atas kepentingan politik tertentu dan ketakutan berlebihan, mengingkari bahwa
di daerah-daerah itu ada juga kelompok-kelompok masyarakat dari lain keyakinan
dan etnis. Kelompok ini pantas saja resah, khawatir karena dalam implementasi
kebijakan nanti --sebagaimana banyak kebijakan yang tidak peduli dengan hak-hak
minoritas -- akan memarginalkan mereka.
Kedua,
keresahan, kekhawatiran yang muncul akhirnya menyemaikan kecurigaan, kemudian
menumbuhkan friksi, fragmentasi, dan konflik di dalam masyarakat, yang pada
akhirnya akan melunturkan kohesivitas jalinan-jalinan sosial.
Kedua,
nilai pancasila itu tidak dipahami dalam kalangan kelas menengah kota. Tapi
masih dalam benak orang-orang kampung: gotong royong, berani berkorban dan
keikhlasan berbuat. Namun kini, nilai-nilai itu pun kini hampir hilang di dunia
pedesaaan. Hal ini pun tidak dipungkiri akibat pengaruh gaya dan contoh yang ditonjolkan
secara centang perenang di kalangan kota, uatamanya para elit.
Ketiga,
bangsa kita masih dipengaruhi oleh globalisasi dan kapitalisme. Hal ini menurut
akan memberi sumbangan besar terhadap daya tahan budaya dan kultur bangsa.
Sebab jangan-jangan budaya asing itu akan lebih baik dari budaya lokal.
Otomatis bangsa Indonesia yang masih miskin dan terbelakang (bodoh) ini akan
makin rawan saja. Karena itu solusinya adalah mengembangkan dan menggiatkan
pendidikan yang dinamis.
Keempat,
Pancasila lahir dari fakta bhineka tunggal ika. Keberagaman yang sangat gampang
melahirkan berbagai gesekan budaya ini mesti ada sebuah lem perkat antar
budaya. Kenyataan ini sebagaimana diungkap Denys Lombart, Indoensia dibangun di
atas geologi kebudayaan yang berlapis-lapis yang menghasilkan masyarakat plural
dan multikultural yang mengandung potensi konflik. Tak ada cara lain kecuali
adanya pengikat.
Kelima,
bangsa kitapun terbangun atas dasar pondasi geologi budaya. Karenanya, kata
kang Dawam sejak agama Budha, Hindu, Islam dan Konghucu juga Kristen berada di
antara kita, maka Pancasila juga merupakan jawaban pada tantangan masyarakat
yang makin dewasa dan majemuk.
Mengapa
nilai-nilai Pancasila yang jelas-jelas tidak menanamkan nafsu keserakahan,
anti-ketidakdilan dan anti-kesenjangan tidak diimplementasikan oleh
mereka-mereka yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan tersebut? Bagaimana
Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa, termasuk sebagai filsafat ekonomi,
mampu menjawab persoalan-persaoalan ekonomi demikian? Jawabnya: Pengalaman masa
lalu yang berupa penyalahgunaan Pancasila oleh vested interest group; Rendahnya
upaya dan kemamuan untuk menafsirkan Pancasila dalam bidang ekonomi yang lebih
banyak berkiblat ke kapitalisme; Tidak ada keteladanan; Kebijakan pemerintah
sendiri menyimpangi Pancasila; Social punishment & law enforcement yang
rendah.
B.
Saran
Didalam
Implementasi Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
sebaiknya kita sungguh-sungguh dan ikhlas tanpa mengharapkan suatu apapun. Dan
sebagai warga Negara Indonesia kita tidak diperkenankan dengan sesuka hati
dalam melakukan suata perbuatan atau pilihan apapun dan akan diperkenankan kita
dalam melakukan suatu perbuatan ataupan pilaihan harus berlandaskan pada
nilai-nilai pancasila.
Langkah
yang perlu dilakukan adalah perlu digalakkan kembali penanaman nilai-nilai
Pancasila melalui proses pendidikan dan keteladanan. Perlu dimunculkan gerakan
penyadaran agar ilmu ekonomi ini dikembangkan ke arah ekonomi yg humanistik,
bukan sebaliknya mengajarkan keserakahan & mendorong persaingan yang saling
mematikan untuk memuaskan kepentingan sendiri . Ini dilakukan guna mengimbangi
ajaran yg mengedepankan kepentingan pribadi, yang melahirkan manusia sebagai
manusia ekonomi (homo ekonomikus), telah melepaskan manusia dari fitrahnya
sebagai makhluk sosial (homo socius) dan mahluk beretika (homo ethicus).
Dalam
konteks Pancasila sebagai komitmen kebangsaan kita, fakta-fakta demikian mesti
dibaca sebagai peluang untuk mengembalikan Pancasila pada kedudukannya sebagai
ideologi bangsa dan negara, pedoman hidup, dan sumber inspirasi. Revitaliasi
nilai-nilai Pancasila adalah keharusan. Tindakan kongkret diperlukan melalui
hal-hal sederhana yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, yang
dikemas dalam bentuk kebijakan publik. Yang diperlukan adalah sikap politik
pemerintah yang lebih kukuh dalam rangka meneguhkan kembali keyakinan kita
kepada Pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar